Menikmati
hidup
Seperti
apa caramu menikmati hidup?
Hari
ini saya bangun pagi, bangunnya sedikit terlambat dibanding biasanya. Badan
begitu lelah sampai alarm berbunyipun tidak menyadarkan saya dari tidur pulas.
Setelah mengisi amunisi berbincang dengan Sang Pencipta, saya mulai menyalakan
televisi. Sedikit tentang televisi, saya
senang menghabiskan waktu untuk menonton tv. Namun akhir-akhir ini, rasanya sudah lama saya tidak menyalakan tv.
Sebenarnya bukan karena tidak punya waktu, setiap hari saya punya waktu luang
sekitar sejam sebelum berangkat ke kampus yang dapat dimanfaatkan untuk
menonton tv. Tapi entah kenapa hati lebih nyaman hanya dengan mendengar musik
daripada melihat tv menyala.Selain
suka menonton tv, saya juga sangat senang dengan sebuah media sosial, sebut
saja namanya twitter. Saya sangat suka twitter karena banyak informasi yang
bisa saya peroleh melalui twitter. Mulai dari berita, isu-isu politik, mencerna
opini dari orang-orang cerdas, bagi saya semuanya itu adalah pembelajaran yang
baik untuk membuka wawasan saya. Namun sama seperti tv, beberapa waktu lamanya
saya sudah tidak membuka media sosial ini, sampai kemarin akhirnya kembali
membuka medsos ini untuk melihat suatu akun yang bernama @bbcIndonesia.
Lalu
hari ini saya mendapat perintah dari Sang penunjuk jalan hidup untuk kembali
menonton tv, wowww! Apa pentingnya? Bukannya mendengar musik lebih menarik?
Hari ini saya sedang menikmati hidup dengan cara mendengar musik nan lembut
mendayu-dayu, sedang senang ruangan yang hening tanpa suara tv, dan sedang
tidak senang membuka twitter yang membuat kepala saya pusing dengan berbagai
beritanya. Senangnya sih begini, sangat
nikmat, hidup terasa tenang! Masalah dalam hidup sudah banyak, untuk apa
ditambah-tambahin, begitu lah pertimbangan saya saat itu.
Untuk
setiap pertimbangan yang keliru tentulah Dia akan meluruskannya. Itulah sebab
saya jatuh cinta padaNya sejak pertama saya mengenalNya dan semakin cinta
setiap harinya. Satu pribadi yang sanggup memisahkan sekedar pertimbangan
manusia belaka atau pertimbangan Sang Pencipta untuk mencapai suatu destiny nan
mulia. Dia sangat paham kenapa hari-hari kemarin saya tidak suka dengan tv dan
twitter. Saya sedang tidak siap melihat kenyataan yang ada di hadapan mata
tentang negeri tercinta.
Ya,
kemarin saya mendengar tentang bapak gubernur DKI yang saya idolakan
mengucapkan kata-kata kotor di media. Entah kenapa pada saat mendengar hal itu
setiap ekspektasi saya yang melambung tinggi di udara turun melejit ke daratan
terendah sekalipun. Bagi saya, Beliau adalah harapan untuk negeri, juga Beliau
merupakan salah seorang yang menguatkan hati saya untuk melihat bahwa ada
harapan untuk orang-orang yang mereka sebut dari kalangan minoritas untuk
memimpin negeri ini. Saya tidak dapat menyembunyikan rasa kecewa saya kepada
Beliau. Namun mendapat info dari seorang teman, melalui medsosnya Beliau telah
meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahannya tersebut. Dan saya
mengapresiasi tindakan Beliau dan mendukung Beliau untuk terus mampu menahan
emosi agar tidak meledak-ledak. Karena bukan batu besar yang membuat seseorang
jatuh, justru seringkali karena kerikil-kerikil kecil saja mampu membuat
seseorang jatuh terbalik.
Sejujurnya,
memang bukan hanya karena hal itu saja saya enggan melihat berita, sebelumnya
juga saya sudah malas melihat kerumitan-kerumitan yang terjadi di negeri ini, melihat penjajah-penjajah yang
menjajah negerinya sendiri, melihat kelembekan dan kompromi sana-sini, melihat
sandiwara politik yang dipampang nyata di hadapan rakyat, melihat kefanatikan
golongan-golongan tertentu akan suku, ras dan agamanya, melihat kebrutalan
anak-anak muda dan melihat mereka yang begitu mencintai uang sampai
menghalalkan segala cara. Hah! Saya sedang lelah dengan semuanya, membuat saya
sulit membedakan mana yang benar murni dan mana yang hanya sekedar sandiwara.
Bagi saya tau hal-hal ini hanya akan membuat pusing dan membuat saya tidak akan
menikmati hidup masa muda saya. Toh anak-anak seumuran saya sedang sibuk
bermain, tertawa haha hihi, hangout dengan teman-teman sambil membicarakan
gebetan, untuk apa memusingkan diri berpikir tentang suatu hal yang terlalu
besar. Kata seorang teman, “kamu mikirin negara memangnya kamu bisa berbuat apa
sih? Udahlah Indonesia mah gini-gini saja, jangan berharap terlalu besar!
Nikmati saja hidupmu sendiri!” grrrrrrrrrrrr! Saya mau menghindar saja dari
kenyataan!
Pagi
ini diingatkan tentang seorang pahlawan yang gagah berani. Pahlawan tidak lari dari pertempuran, dia akan
menghadapi medan pertempuran dengan berani sampai tetes darah penghabisan.
Menghindar itu adalah karakter pecundang, dan saya tidak mau jadi pecundang!
Seorang senior pernah berkata justru dengan segala tekanan seseorang akan
mengeluarkan potensi terbaik dari dalam dirinya. Bersyukurlah ketika hari ini
melihat carut marut keadaan di negerimu karena akan bangkit anak-anak muda
dengan potensi terbaik dirinya yang akan mengubahkan wajah negeri ini.
Dan
terpenting hari ini yakni pembelajaran
tentang cara menikmati hidup, kau hanya
akan menikmati hidup ketika kau melakukan apa yang Dia senangi dan perintahkan
untuk kau lakukan. Jangan takut menikmati hidup dengan cara yang berbeda dengan
orang-orang pada umumnya. Jangan takut menjadi berbeda, karena story hidupmu
memang akan berbeda! Jadi intinya ini tentang Dia, Wulandari Ayu Andira yang
tidak lain adalah nama saya, menikmati hidup ketika dia melakukan apa yang
diperintahkan oleh Si Pemberi hidup. Buatnya, dia akan menikmati hidup ketika
dia menyelesaikan tugas akhirnya dengan sukacita dan tanpa keluhan, buatnya dia
akan menikmati hidup ketika dia menonton tv melihat berita, menelaah dan
memahami permasalahan yang sedang terjadi di negeri tercinta, buatnya menikmati
hidup adalah ketika dia memberikan hidupnya untuk orang lain dan tidak lagi
berpikir tentang dirinya sendiri, bahkan buatnya menikmati hidup sesimpel dia
bisa berdoa untuk orang lain dan negeri tempat dia berpijak. Orang akan tertawa
tentang dirinya namun dia akan terus menikmati hidup sambil bersukacita!
Tsaaahhhh!
Satu
gambaran yang sangat berbeda dengan versi saya tentang cara menikmati hidup
sebelumnya. Tapi saya bahagia, pagi ini saya bangun dengan ucapan syukur, minum
segelas air putih, menonton berita dengan berbagai permasalahannya, membaca
buku, menulis, mengerjakan skripsi. Yes! Saya bahagia mengerjakan semua ini,
simpel tapi bahagia karena saya mencintai segala perkataanNya, saya menikmati
hidup ketika saya melakukan kesenangan-kesenanganNya dan tidak kabur sebagai
pecundang! yeaaah